SIAL adalah Nikmat dari Allah

Banyak orang yang selalu beranggapan bahwa sial adalah sesuatu yang petaka. Sial sesuatu yang harus dihindari sejauh mungkin. Suku dan Tradisi di Indonesia sangat banyak. Dari suku dan traidisi inilah yang banyak menimbulkan hal-hal dan perilaku yang bertetangan dengan agama. Jika ajaran suatu adat tidak bertentangan dengan ajaran islam, itu masih dibolehkan (pendapat Ulama dunia). Tapi jika sebaliknya, maka hal ini tidak bisa ditolelir. Dan harus ditolak mentah-mentah!.

Setiap orang jauh dari sempurna. Maka sesempurna apapun orang itu, pasti ada masa-masa sial dalam hidupnya. Sekuat apapun usaha orang itu untuk menjauhi rasa sial tersebut pasti pasti dan pasti akan dia rasakan rasa sial tersebut. Karena ini sudah menjadi ketetapan Allah dalam Quran.

Cara-cara orang membuang sial pun bermacam-macam, seperti mandi di laut (yang dilakukan para artis), Menyajikan sesajen dan jampe-jampe tertentu ke suatu benda yang dianggap sial, mandi bunga di malam jumat, Ada Hari atau bulan yang Sial(acara hajatan atau nikahan), dan lain-lain. Hal-hal semacam ini tidak perlu dilakukan oleh kita sebagai manusia yang beriman kepada-Nya. Karena hal ini sudah termasuk Syirik. Dan syirik adalah salah satu dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah.

Dalam Islam tidak mengenal hari sial, angka sial, bulan sial atau apapun istilah itu. Hari yang paling mulia dikenal dalam islam adalah Hari Jumat, Bulan yang dikenal paling Mulia dalam islam adalah bulan Ramadhan, dan angka yang paling mulia dalam islam adalah angka ganjil (karena semua sifat-sifat dan asma Allah berjumlah ganjil).

Nah bagaimana sikap kita sebagai orang muslim untuk menyikapi rasa sial tersebut?

1. TAWAKKAL (pasrah kepada Allah). Pasrah atas kejadian sial yang telah menimpa kita. sambil mengucap istighfar dan solat tahajud (berdoa dimalam hari agar dijauhi rasa sial).

2. RUKYAH. Metode ini dilakukan sendiri oleh Rasulullah. Datanglah ke orang-orang yang memang ahli dibidang rukyah ini.

Semoga hal-hal diatas dapat membuat iman dan pengetahuan kita bertambah. Semoga Allah mengampuni dosa atas apa yang telah kita lakukan selama ini, amin.

Komentar

  1. Wah boleh nih pak ilmunya,, alhamdulillah,, (y) kalau ada info lagi, report ke gmail aja ya pak,, lumayan buat tambahan bahan baca dan pengetahuan :) rohaniah hehe terimakasih blognyaaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah kita bermazhab?

Pidato Singkat Bahasa Indonesia (Pacaran di Era Milenial)

Pidato Bahasa Indonesia (LGBT Go Public)